Kuliah….
Seperti
universitas pada umumnya, awal masuk kuliah gak jauh-jauh dari istilah ospek,
bullyan senior, seragam hitam putih, and many more. Begitu juga di kampus
Telkom ini, ospek untuk angkatan saya (2013) diadakan pada pertengahan agustus tahun
lalu. Ospeknya 3 hari, tapi karena sesuatu dan lain hal, ospeknya hanyaaaa
sehariiii *huahahahah*. Tapi biarpun cuma sehari juga, itu bener-bener yang
ngerasain susah-sesusah-susahnya jadi maba, diribetkan dengan masalah nametag
yang harus dibuat dengan ukuran dan warna-warna yang sudah ditentukan panitia,
nyiapin snack-snack yang harus dkumpulin, baju hitam putih, kepangan rambut
sesuai tanggal lahir, dan aneka pernak-pernik perintah panitia. Tapi ya itulah
pengalaman jadi maba alias mahasiswa baru. Belum maba namanya kalo gak
ngerasain yang namanya ospek.
Hari
pertama kuliah….
Dengan
pakaian ala maba (baju putih celana kain hitam) saya datang dengan pede nya ke
kampus, dengan ingatan bahwa hari pertama kuliah itu diisi dengan mata kuliah
pendidikan agama, and saya adalah kelas E. Tanpa tahu ruangan kelas mana yang
akan saya masuki. Dengan kebingungan saya kan masuk ke gedung B, menaiki tangga
dan bertemu dengan 2 orang maba *jelas terlihat dari bajunya*. Saya pun
memberanikan diri bertanya, mereka kelas apa? Tanpa menanyakan program studi
mereka x_X. lalu mereka juga menjawab dengan santainya kalo mereka tuh kls E.
saya pun seneng kan, akhirnyaaaa ketemy temen kelas. Saya juga ngikut-ngikut
aja ketika mereka ngajak bareng ke kelas. Begitu duduk dengan cantiknyaaaa,
saya mendengar mereka ngobrol soal yel-yel kelas dengan nyebutin kata “akuntansi…akuntansi”.
Dannn “Oh damn! Ini kelas E prodi akuntansi bukan adbis!!!” Saya lansung
spontan nanya, ini prodi apa? Lalu jawabannya sesuai dugaan saya. “How stupid!”
pikir saya. Tanpa pikir panjang lansung aja saya lari dan of course disertai
dengan tawa terbahak-bahak seluruh kelas E akuntansi -__-
Pada hari kedua dan selanjutnya, saya
gak ngulang kesalahan yang sama lagi hingga saat ini telah melalui perkuliahan
selama kurang lebih satu tahun (2 semester). Banyak pengalaman baik dan buruk
yang saya lalui sebagai mahasiswa selama hampir setahun belakangan ini. Dosen,
teman-teman, dan tugas-tugas yang menumpuk, dan kegabutan di asrama. Segala
jenis dosen, sudah ditemui, mulai dai yang doyan bgt ngasih tugas, selalu nyuru
bikin rangkuman tiap minggu, pelit nilai, nilai nya baik tapi tugas seabrek,
dan lain-laiiinnn. Gak hanya dosen, temen-temen kelas juga banyak jenisnya. Mulai
dari sabang sampai merauke, ada di dalem. Dari bali, medan, surabaya, sidoarjo,
banten, gorontalo, makassar, jakarta, anak-anak
asli Bandung, semua kumpul jadi satu di kelas kami. Awal masuk sih kita emang
belum terlalu akrab, tapi seiring berjalannya waktu, kita akhirnya udah mulai
saling membaur satu sama lain. Semoga kedepannya akan lebih akrab lagi :D
ini ADBIS E bukan AKUNTANSI E ;;) |
Pada
awal masuk semester 2, sekitar bulan februari tahun ini, saya nyoba ikut
seleksi buat jadi pengurus di Himpunan Mahasiswa Jurusan Adbis. Berbekal niat
coba-coba, dan keinginan untuk masuk dan menjadi pengurus organisasi maka saya
dan temen sekamar di asrama (Nia) nyoba daftar. Dan ya, setelah melalui 3 tahap penyeleksian, kami berdua dinyatakan
lolos :D dan akhirnya hingga hari ini saya dan Nia adalah pengurus HIMA Adbis,
periode 2014-2015. Tidak hanya di HIMA, organisasi yang lain yang saya masuki
ialah PMK (Persatuan Mahasiswa Kristen) dan PHINISI (Mahasiswa Sulawesi). Masuk
organisasi memang melelahkan, tapi buatlah masa kita menjadi mahasiswa, kita gak
hanya jadi mahasiswa yang biasa-biasa saja, dan di organisasi lah kamu bisa
dapetin banyak pelajaran itu.
ini Nia, suka duka selama di asrama sudah kita rasain bareng-bareng |
ini divisi Internal HIMA Adbis :) |
Kalo
ditanya perasaan selama setahun berkuliah, jawabannya itu perasaan campur aduk
semua udah pernah dirasain. Seneng, sedih, kecewa, kesepian, kangen rumah,
lelah karena tugas, tiba-tiba semangat, tiba-tiba maleesss, malas gerak, marah,
daann masih banyak lagi. Banyak pengalaman-pengalaman baru yang saya temui
khususnya sebagai perantau di kota Bandung ini, awalnya memang tidak mudah
menyesuaikan diri disini. Bertemu orang-orang dengan wajah-wajah baru,
karakter-karakter baru. Pengalaman-pengalaman yang jadi guru berharga buat saya
kedepannya menjadi mahasiswa yang jauh lebih baik. Hidup merantau disini juga
mengajarkan kemandirian yang luar biasa untuk saya, banyak hal yang memang
harus kita kerjakan sendiri bukannya tidak butuh orang lain, hanya saja life is not about what’s waiting on the top of the mountain, its all
about the climb..
0 komentar:
Posting Komentar